Landak, Hewan Lugu Yang Siap Menantang Pemangsa Bernafsu

Bayangan duri-duri tajam yang menjulur dari tubuhnya adalah gambaran utama ketika mendengar nama hewan ini.

Iya kan?


Yap...
Itulah ciri menonjolnya.

Jika mencoba macam-macam, siap-siaplah disentil duri dan merasakan sengatan menyakitkan di kulit. Ouch...
😣

Hewan pemangsa melakukan kesalahan

Melihat keluguan landak yang jalannya pelan dan terlihat santai, hewan pemangsa sering memanfaatkan kesempatan ini.
Tentu saja untuk mengisi perutnya.

Di dalam duri-duri tersebut tersembunyi daging lezat nan enak.

Itulah yang diincar.

Saking semangatnya ingin mengenyangkan perut, merekapun mencoba peruntungan. Eh, yang ada malah mendapatkan penderitaan.
Pemangsa yang malang.



Macan tutul (Leopard)

Lincah, gesit, cepat dan sangar. Hewan tangguh ini bukanlah tandingan bagi landak yang kecil dan imut itu.
Sekali gigitannya sudah cukup untuk membuat landak mengucapkan selamat tinggal kepada dunia.

Tapi....
Itu terjadi jika landak tidak mempunyai duri.

Duri yang digendong kemana-mana ini, membuatnya merasa nyaman dan aman dari serangan predator apapun.
Termasuk macan lapar.

Dengan santai landak berlalu di hadapan pemangsanya. Jika diserang, ia tinggal menegangkan duri. Ketika terkena kaki macan, rasa sakit menjalar.
Tapi macan ini tidak mau menyerah.

Mungkin saking laparnya, landak tidak boleh dilewatkan. Hewan ini penuh daging yang membuat perut kenyang.

Bagi beberapa macan yang cerdik, tahu caranya membunuh landak. Memang ada konsekuensinya, tertusuk durinya.
Tapi sukses mendapatkan asupan daging segar.

Bagi yang naas, nyawa taruhannya.
Ada lho macan tutul yang meregang nyawa karena nekat bergelut dengan hewan berduri tajam ini. Tubuhnya penuh tusukan yang membuatnya tidak berdaya.



Ular

Ular besar semacam piton, bisa melahap landak dengan cara membelitkan tubuhnya. Ya, kita mungkin sudah bergedik karena tahu akibat jika membelit landak.
Rasa sakit tak tertahankan.

Tapi ular kukuh.

Demi menenangkan perut laparnya, landak dengan ukuran cukup besar dililit dan hasilnya bisa dipastikan ular ini tidak bisa melihat hari esok lagi.
Tewas tertusuk duri.



Singa

Mengingat lahan bermain landak yang ada di padang sabana Afrika, pastinya sering bertemu dengan hewan-hewan ganas.
Tak terkecuali singa.

Ada kawanan singa yang mencoba menyerang landak.
Hewan kecil ini dikeroyok.

Karena tahu sumber makanan ini lebih banyak mendatangkan derita, singa-singa tersebut melupakannya dan mengalihkan ke sumber protein yang lebih besar dan mudah dirobohkan.

Duri menjadi senjata

Walaupun terlihat kecil, tapi landak ternyata ada yang ukurannya lumayan besar. Mungkin mencapai 20 kg.
Hewan yang cukup gemuk untuk memanjakan perut seekor pemangsa.

Mengingat dirinya selalu menjadi sasaran pemburu, durilah menjadi alat pertahanan.

Seringnya berhasil.
Tapi banyak juga kalah dan menjadi santapan enak.

Setidaknya, keberadaan duri-duri ini menjadi senjata yang bisa ditusukkan kepada pemangsa bandel dan tidak tahu diri.
Jika mereka kesakitan, pastilah pergi.

Diserang di bagian kepala

Menariknya, tidak semua tubuh landak terselimuti duri. Duri tumbuh subur mulai dari punggung ke belakang.
Kepalanya tidak.

Ini menjadi titik lemah.

Makanya ketika diserang, ia selalu mengarahkan ekornya ke mulut pemangsa. Agar kepala jauh dari jangkauan dan bisa selamat.
Tapi hewan cerdik tahu caranya.
Macan tutul adalah ahlinya.

Walaupun ada kawannya yang tewas gara-gara duri landak, ia dengan cerdik menerkam kepala landak dan berhasil membawa hadiah gemuk luar biasa.
Daging enak untuk pesta hari ini.

Ukuran berbeda

Jenis landak pun banyak. Di negara kita juga ada dan bentuknya lebih kecil dari temannya di Afrika sana.
Biasanya hidup di hutan.

Bahkan banyak yang mengolah hewan ini menjadi sajian lezat.
Sate landak.

Di beberapa tempat, ada lho yang menjualnya.

Di tangan manusia, duri landak seakan tidak ada apanya. Berbekal daya kreatif, landak bisa ditangkap tanpa harus berjibaku dengan duri tajam.
Pakai perangkap dan beres.


Baca juga ya :

Post a Comment for "Landak, Hewan Lugu Yang Siap Menantang Pemangsa Bernafsu"