Menengok Jomplangnya Harga Antara Kota dan Desa

Kota identik dengan gemerlap dunia dan desa sangat kental akan tradisi yang sudah didapat secara turun temurun.

Dan perbedaannya tidak hanya disana.



Masalah harga barang juga sangat jomplang. Perbedaannya jauh sekali.. Apakah anda pernah merasakan hal seperti itu?

Tes kecil

Kemarin saya mencoba nongkrong di warung tradisional di kampung halaman, kebetulan lagi libur, jadi bisa hura-hura waktu di rumah.

Bosan mendekam di kamar, saya dan keluarga memutuskan keluar dan berbelanja.
Istri lagi ngidam rujak pedas.

Ok, satu warung pun ditetapkan sebagai target dan kami kabur kesana. Pesanan segera dilayangkan dan semuanya disambar sampai habis tak bersisa.

Enak..

Giliran membayar pun tiba, dan ketika sudah ditotal harganya bikin membelalak mata.
Murah banget..

Harga rujak di kota sama di desa bisa berbeda 50%. Sayapun tidak ragu lagi menyodorkan uang demi menebus harga totalnya.

Gila, enteng banget di kantong..

Coba cek lagi kebutuhan lain, sayur mayur jauh lebih terjangkau dan hasil petikannya masih segar.

Uang 50ribu itu berasa besar banget kalau di kampung. Hati puas ketika mendapatkan barang-barang seabrek.

Ada lagi nih..

Biasanya kalau di kota beli nasi kuning 10ribu, nah di kampung saya lebih ringan lagi. Sepiring nasi bisa dinikmati dengan harga 3ribu saja.

Kenyang ga?
Untuk sarapan pagi cukup banget..

Jadi tak heran jika daganganya akan cepat ludes, terlambat sedikit tidak kebagian.
Pukul 06.30 dagangnya sudah bersiap pulang.

Terus..

Ada yang tak kalah menariknya..

Ketupat, saya di kota biasa di beli seharga 5ribu. Dan yang bikin tak percaya dikampung sebungkus hanya 2ribu saja.

Dua ribu lho..

Kalau ke kampung saya selalu mengincar makanan ini, enak banget lagi. Saya sempat terkejut ketika ditodong uang segitu per bungkus.

Tanpa pikir panjang, dengan ikhlas dan senang, uang langsung diseret dari dompet dan diserahkan ke penjualnya.

Murah, enteng dan ringan di kantong.

Nah, jomplang banget kan harganya? Teman-teman pasti pernah mengalaminya..
Hura-hura dikampung dan berpesta makan dengan harga miring semiring-miringnya.

Ok, cerita lain lagi..

Biaya pangkas rambut bedanya juga 50%. Ketika di kota saya harus merelakan uang 12ribu, di kampung cuma 6ribu saja.

Hasilnya bagus.

Ga tahan rasanya digempur dengan harga yang murah dan murah.. Duit seakan meloncat kegirangan jika diajak nongkrong seharian.

Semangat belanja luar biasa..

Maklum, dengan uang 50ribu sudah bisa berpesta banyak dibanding di kota. Berbagai jenis makanan tradisional sudah bisa dibungkus dan dimakan bareng keluarga.

Jangan puas dulu, masih ada satu cerita yang bikin saya jumpalitan..

Kemarin bapak baru datang dari luar kota dan kayaknya bapak dilanda rasa lapar yang menggila.
Mampirlah ke sebuah warung yang jaraknya 1 kilometer dari rumah.

Ini warungnya baru sebulan, sayapun belum tahu.

Preeeenngggg...
Mobilnya sampai dirumah dan saya langsung disodori empat nasi bungkus, tentu saja saya kebagian satu.

Saya dan istri kompak membuka bungkusnya dan terperangah dengan porsinya yang sangat cocok disebut jumbo.

Buanyak sekali..

"Itu 10ribu sebungkus", kata bapak.
"Apaaaaaaaa......?"
Kami serempak melontarkan komentar itu, ga percaya banget. Kalau dikota, porsinya 20 sampai 25ribu.

Melihat porsinya yang seabrek, perut langsung bergemuruh menyambutnya santapan baru.
  • Nasi banyak
  • Daging menggila
  • Sayur ok..

Benar-benar menggelegar lah nasi ini..

Serius, saya ga percaya lho harganya cuma segitu. Bahkan teman bapak di kampung pun tidak percaya kalau nasi sebanyak itu hanya 10ribu.

Nah, orang di kampung pun sampai tidak percaya dengan harga di kampung..
Keren kan?

Kesimpulan

Dalam hal makanan, di kampung memang jauh lebih murah. Sebagian besar bahan masih bisa dijarah dari kebun sendiri.

Biayapun dapat dipangkas banyak.

Kalau kebutuhan yang lain sih mirip dengan dikota, seperti sabun, kosmetik dan lainnya. 

Dan untuk urusan perut memang saya dibuat benar-benar terperanjat. Tak ayal kalau sudah liburan, uang menari-nari ingin diajak ke warung.

Pestapun di mulai..

Pagi ke pasar beli nasi kuning atau ketupat, siangnya dagang rujak sudah siap sedia dan malamnya makanan yang lebih sedap lagi sudah mengepul dari setiap penjual..

Wuenak tenan...


Baca juga :

Post a Comment for "Menengok Jomplangnya Harga Antara Kota dan Desa"