Mendorong sepeda si kecil, olahraga yang menyenangkan dan menyehatkan

Waktu itu si bocah masih sembilan bulan, kakinya belum kuat menopang tubuhnya berdiri tegak. Jadinya, kalau diajak jalan-jalan mesti dibantu sepeda.


Anteng sekali duduknya, kalau sepeda berhenti, suara tangis yang dilemparnya. Mau tak mau jalan lagi...
Muter-muter lagi...
😁

Menyenangkan dia sekaligus saya olahraga

Umur sembilan bulan ia sudah bisa meminta jalan-jalan, dengan bahasa isyarat tentunya. Tangannya menunjuk sepeda dan itu kode kalau ia ingin berkeliling.

Ya...
Olahraga juga sayanya.

Lumayan jalan-jalan membakar kalori sembari membuatnya tertawa dan tersenyum. Disertai deru suara motor yang terlontar dari bibir bapaknya.
Hatinya semakin senang.

Sehari bisa minta beberapa kali.

Duh...
Maruk juga nih bocah...
😂

Tidak apa-apalah, demi dia, melintasi ribuan centimeter jalan di gang rumah tidak masalah. Sekalian mengecilkan perut yang tidak tahu diri, malu sama ibu-ibu hamil.

Ya, begitulah nasib bapak-bapak.

Entah mengapa ya, bukan saya saja yang mengalami. Dulu teman-teman kuliah atau SMA, yang cowok rata-rata kurus.
Nah, setelah bekerja dan berkeluarga perutnya mulai menggelembung.

Mulai dari level biasa sampai abnormal. Tubuhnya mekar, subur mengembang. Untung saya tidak seliar itu pertumbuhannya.
Tetapi tetap saja dianggap gembul.

Nah...
Demi menjaga badan tetap di porsi normal, olahraga menjadi pelarian. Salah satunya mengajak si kecil jalan-jalan.

Lumayanlah membuat otot sibuk dan memeras lemak bandel yang meringkuk manja.

Tetapi saya tidak berhenti sampai di sana. Latihan lain juga dilakukan :
  • Lari-lari kecil
  • Plank
  • Sit up
  • Makan secukupnya.

Ya...
Makan sangat berpengaruh terhadap pelebaran dan pemebengkakan tubuh. Jadi saya atur, yaitu makan secukupnya, bukan sepuasnya.

Beli sepeda roda tiga

Ok...
Balik lagi ke si kecil. Saat dia sudah bisa duduk tegak dan kokoh, akhirnya dibelikan sepeda roda tiga. Dulu dapat tiga ratus ribuan.

Sepeda ini menjadi favoritnya.

Sepedanya awet.
Bahkan itu digunakan untuk belajar mengayuh. Karena rodanya tiga, jadi aman dan tidak mudah jatuh. 

Akhirnya piawai mengayuh roda tiga, barulah dibelikan sepeda lebih besar, tetapi masih ada dua roda bantu nempel di roda belakang.
Sampai bisa mengendarai sendiri tanpa bantuan sama sekali.

Ya...
Anak kecil memang cocok sekali dibelikan sepeda.

Rata-rata temannya si bocah punya.

Mereka bermain bersama di luaran, naik sepeda ke sana kemari tanpa henti. Pulang-pulang nangis kakinya sobek berdarah.
Itu sudah biasa.

Sekarang bilang kapok tidak mau sepedaan, setelah lima belas menit lukanya kering, tawanya sudah terdengar di luar bareng teman-temannya.
Tentu saja naik sepeda.

Tidak ada kapoknya.
Begitulah anak kecil.

Dinasehati pelan-pelan sepedaan, mangut-mangut sok nurut, eh sebentar kemudian sudah belingsatan tak karuan dengan sepedanya.
Duh, memang begitulah dia.

"Kamu juga begitu waktu kecil", celetuk ibu saya.
😂😁


Baca juga ya :

Post a Comment for "Mendorong sepeda si kecil, olahraga yang menyenangkan dan menyehatkan"