Pasar Jajanan Tradisional, Ubud, Bali

Hari minggu waktu yang tepat untuk jalan-jalan bareng istri. Mengingat di hari ini saja kami mendapatkan waktu santai, setelah enam hari sebelumnya bergumul keras dengan pekerjaan.
😢

kuliner jajanan tradisional



Setelah diskusi (baca: ribut) sebentar mengenai arah pejalanan, apakah ke selatan atau utara, akhirnya diputuskan bahwa sekarang pergi ke timur...
😁

Dijalan sempat bingung mau singgah dimana, tetapi yang penting bisa mendapat angin semilir dari udara jalanan saja sudah senang. 
Setelah 20 menit motor melaju, pas menoleh ke kiri, banyak tenda di lapangan kecil desa Peliatan, Ubud. 

Ternyata pedagang makanan...
Tiba-tiba kok berasa lapar ya?? Daripada penasaran, mampir sajalah...

Perburuan dimulai

Yang disajikan kebanyakan makanan tradisional khas Bali. Display di setiap pedagang membuat dompet jumpalitan tidak terkontrol.
Maunya beli semuanya.

Tapi, mengingat perut isinya cuma secuil, mesti melakukan seleksi ketat nih. Mana yang harus dibeli dan mana yang tidak.

Lagian dananya tidak cukup untuk membeli semuanya...
😂



Hal pertama yang membuat mata terpikat adalah warung jamur. Olahannya di goreng disertai baluran saos.
Terlihat menggoda.

Beli satu bungkus...
Habis dalam hitungan menit...


Target selanjutnya, warung pepes.

Berhubung makan ditemani cewek cantik, jadi tambah semangat.
 "Bu lumpianya 10, pepesnya 10 juga", pesan saya
"Kok banyak sekali bli?", tanya istri
"Makan bareng kamu pengennya nambah terus", jawab saya.
Istri :"Weeeeekkkkkkkkkkkkkkk".



Aduh nikmatnya...
Mulut kalap melahap setiap sajian yang ada. Enaknya tidak ketulungan plus harganya ramah kantong. Jadi puas belanjanya.

Sebagai penutup pesta kuliner hari ini, saya membeli "tipat cantok", ketupat yang dibaluri bumbu kacang yang sebelumnya sudah dilumat halus oleh pengulekan.
Plus potongan sayur segar.

Bagus untuk menopang ekonomi lokal

Konsep tempat seperti ini sangat bagus, mampu membuka peluang usaha bagi masyarakat lokal yang ingin berjualan.
Pembelinya tidak hanya penduduk desa itu sendiri.

Mengingat Ubud menjadi destinasi wisata dunia, pembelinya pun banyak.
Dalam negeri dan bisa saja turis asing yang ingin jajanan lokal.

Setiap hari, Ubud ramai.

Pengunjung pasti gatal ingin mencoba berbagai kuliner lokal.

Nah...
Tempat jajan seperti ini sangat bagus. Di depannya merupakan tempat tamu lalu lalang berjalan kaki. Pasti ada saja yang tertarik.

Akhirnya masyarakat lokal yang diuntungkan.

Keberadaan wisatawan memang harus dimaksimalkan potensinya. Agar masyarakat lokal juga diangkat taraf hidupnya.
Semoga ekonomi mereka semakin berjaya.

Jenis jajanan lokal

Yang populer di Bali adalah "tipat cantok". Di atas sudah diberikan sedikit gambaran mengenai sajian ini.
Kacang tanah yang sudah digoreng kering dilempar ke cobek. Pengulekan dengan ganas menggilas kacang sampai halus.

Ditambahi air dan bumbu rahasia.
Mmmmm....
Mantap...

Bahkan ada beberapa penjual tipat cantok yang lapaknya selalu ramai dikerubuti pengunjung lapar. Best seller bisa dibilang.
Setelah saya coba, rasanya memang aduhai...

Disuapan pertama, rasa tipat itu seakan mengangkut tubuh melayang.

Iya saya tidak bohong.
Entah mengapa tipat  cantok ini begitu enak, rasanya tidak pernah saya temui di tempat lain. Akhirnya menjadi pelanggan setia di sana.

Kemudian, jajanan lainnya :
  • Pepes
  • Kue seperti nagasari, apem, klepon, lapis dan lainnya
  • Sate languan (sate ikan)
  • Nasi sela, yaitu nasi yang dicampur dengan ubi jalar
  • Serombotan, yaitu sayuran yang dengan bumbu kuah khusus
  • Rujak bulung, yaitu rujak dari rumput laut
  • Rujak kuah pindang, yaitu rujak yang menggunakan kuah ikan
  • Daluman
  • Es gula
  • Lawar kuir, yaitu lawar yang dagingnya dari unggas sejenis bebek
  • Nasi campur khas Bali
  • Plecing, yaitu sayuran yang dibaluri bumbu sambal dengan tingkat kepedasan berbeda

Masih banyak lagi jenis penganan khas Bali. Kalau mau, silahkan main ke sini ya. Anda akan mudah menjumpai makanan lokal dengan harga merakyat.
Jika bingung, cari saja di google dan akan dipandu ke tempat terdekat.


Baca juga ya :

2 comments for "Pasar Jajanan Tradisional, Ubud, Bali"